Jadi orang
frontal itu gampang-gampang susah. Tapi banyak susahnya, contoh saja gue ini. Cerita
sedikit tentang pengalaman yang sebenernya nggak penting dan nggak bermanfaat
juga kalo di ceritain. Gue waktu itu diajak temen gue, sebut saja dia . . . . “Wulan”
(itu sih nama aslinya -_- ), dia ngajak gue beli sebuah kartu perdana yang
mungkin bisa disebut LANGKA. Mengapa disebut langka? Karenaa . . . . kami sudah
mencari dari ufuk timur hingga keujung barat *PLAAKK* malah nyanyi -_-
Oke kali ini
gue serius, itu kartu perdana susah banget nyarinya. Sampai akhirnya kita lelah
dan putus asa, gue lapar. Wulan lapar. Kita sama-sama lapar.
Akhirnya kita
memutuskan untuk lapar bersama, eh maksut gue makan bersama, satu piring berdua
terus suap-suapan layaknya orang baru pacaran (bagian ini gue bohong) nggak
separah itu juga kalii.
Dalam
perjalanan mencari sebuah bengkel untuk tempat kami makan . . . . ohh shiitt,
salah ketik lagi, tipe-x mana tipe-x !!
Mata gue
tertuju pada spanduk yang gagah berdiri didepan suatu konter hp, spanduk itu bertuliskan
:
JUAL KARTU PERDANA
*Tittt* harga segini
*Tuttt* harga segitu
*Tittt tuttt* harga segini segitu
*Tottt* harga 9000
Dengan senangnya,
gue dan wulan pun menghampiri konter tersebut. ‘permisi.. belii.. belii…
beliiii’ Teriak gue sama wulan dengan semangatnya. Tiba-tiba muncullah sebuah
kepala botak menghiasi konter tersebut, oh ternyata bapak-bapak berkepala botak
itu adalah anak gembala selalu riang serta gembira syalalalalaa *PLAKK* (malah
nyanyi lagi), gue jadi berasa seperti saudaranya Saipul jamil yang ada apa-apa
sedikit langsung nyanyi (maap bang ipul, tidak bermaksut mengganggu tidur anda).
‘Mau beli apa?’
Kata bapak berkepala botak itu dengan gagahnya, bahkan lebih gagah dari spanduk
yang terpasang didepan konternya.
‘ciiee masih
tanya aja, mau beli kartu perdana lah, masa beli ban mobil’ batin gue agak konyol.
‘beli kartu
tottt pak, masih ada apa enggak ya’ kata wulan masih dengan senangnya.
‘oh iya, masih
kok. Tinggal dua, mau beli berapa?’ kata penjual itu
‘satu aja pak,
berapa harganya?’
‘Rp 10.000
dek..’ kata pnjual itu lagi. Mata gue langsung tertuju ke spanduk yang masih
tetap gagah berdiri itu
‘jelas-jelas harganya terpampang besar Rp 9000, kenapa sampai didalam konter harganya jadi Rp 10.000 ? apa mungkin setiap 5 menit harganya naik Rp 1000 ?’ gumam gue dalam hati.
‘jelas-jelas harganya terpampang besar Rp 9000, kenapa sampai didalam konter harganya jadi Rp 10.000 ? apa mungkin setiap 5 menit harganya naik Rp 1000 ?’ gumam gue dalam hati.
‘mundak ?’ (mundak [javanese language]: dalam bahasa
indonesia berarti harga naik)
Di tengah-tengah transaksi yang sedang dilakukan itu, bapak sikepala
botak pun menyorotkan matanya kearahku, dengan tatapan tajam dan membunuh. Aku sangat
terpana dengan tatapan itu, wahh indahnya. Nasib orang frontal, niatnya Cuma mau
MBATIN ehh malah jadi PRIHATIN. Gue pun diceramahi habis-habisan sama itu
bapak-bapak.
Setelah cukup kenyang mendengar celoteh burung kakak muda itu *ehh.. apaan* gue dan wulan memutuskan untuk pergi dari tempat mengharukan itu menuju keparkiran dimana kuda kami letakkan.
'emang lo tadi bilang apa sih? kok sampek itu bapak-bapak marah?' tanya wulan dengan muka polosnya.
'lohh, jadi tadi lo nggak dengar gue ngomong apaan?'
'enggak ik, emang ngomong apaan?'
'gue juga berasa tadi gue ngomongnya pelan deh, tapi kok itu si bapak-bapak denger ya sedangkan lo yang disebelah gue nggak dengar' kata gue heran,
'emang lo tadi bilang apa?'
'mundak' kata gue lagi dengan nada lemas, cemas, lunglai, letih, lesu.
'oh gue kira, lo bilang alhamdulillah' kata wulan dengan pasti. gue cuma bisa terdiam.
'alhamdulillah?' kata gue, melongo pasrah sambil melihat wulan dengan helm warna biru muda dan sedang berusaha membuka cover kartu perdananya,
'pantesan... telinganya kesumpel helm' gumam gue dalam hati lagi.
*sorry wul, gue bercanda. bukan maksut diriku melukai hatimu namun aku juga wanita yang ingin merasakan cinta...* (joget ala cerrybell).
Setelah cukup kenyang mendengar celoteh burung kakak muda itu *ehh.. apaan* gue dan wulan memutuskan untuk pergi dari tempat mengharukan itu menuju keparkiran dimana kuda kami letakkan.
'emang lo tadi bilang apa sih? kok sampek itu bapak-bapak marah?' tanya wulan dengan muka polosnya.
'lohh, jadi tadi lo nggak dengar gue ngomong apaan?'
'enggak ik, emang ngomong apaan?'
'gue juga berasa tadi gue ngomongnya pelan deh, tapi kok itu si bapak-bapak denger ya sedangkan lo yang disebelah gue nggak dengar' kata gue heran,
'emang lo tadi bilang apa?'
'mundak' kata gue lagi dengan nada lemas, cemas, lunglai, letih, lesu.
'oh gue kira, lo bilang alhamdulillah' kata wulan dengan pasti. gue cuma bisa terdiam.
'alhamdulillah?' kata gue, melongo pasrah sambil melihat wulan dengan helm warna biru muda dan sedang berusaha membuka cover kartu perdananya,
'pantesan... telinganya kesumpel helm' gumam gue dalam hati lagi.
*sorry wul, gue bercanda. bukan maksut diriku melukai hatimu namun aku juga wanita yang ingin merasakan cinta...* (joget ala cerrybell).
Begitulah ceritanya, udah baca semuanya? yaahh lo nggak punya kerjaan apa gimana sih? orang gue tadi udah bilang, itu cerita kagak penting eh masih aja dibaca. yasudahlah kalau begitu,
Sekian cerita hari ini , terimakasih telah meluangkan waktu~
daannn.....
Sekian cerita hari ini , terimakasih telah meluangkan waktu~
daannn.....
Berikut adalah karya frontal gue, karya ini tidak sepenuhnya gue
semua yang buat, ada yang nyontek-nyontek sedikit. Biasalah tradisi orang
Indonesia… selamat membaca fans ~
Saya sedih. Tapi disisi lain saya berterimakasih karena tuhan telah menghilangkan satu bajingan dalam hidup saya.
Eh lo kalo punya masalah sama gue, kelarin sini berdua! Ga usah bawa-bawa pasukan macem pengecut! Bacot lo gede udah koar sana sini, tapi nyelesain masalah personal aja bawa-bawa rombongan! PAYAH LO!
Lo pikir dengan kata MAAF semuanya bisa selesai gitu ? lo enak tinggal bilang maaf, lah gue? Mati-matian cari cara buat ngilangin sakitnya bro. mikir dong lo!
Lo hebat udah bikin gue jadi begini dan dengan polosnya lo tanya, gue kenapa? Lo pura-pura bego apa emang bego sih?
Kalo lo terluka, lo pasti tau kan apa penyebabnya? Dan kalo lo cerdas lo pasti akan memilih menjauhi sumber lukanya daripada membiarkan diri lo terluka lebih parah.termasuk urusan HATI!
Berhenti menunggu dia yang tak pernah tau betapa berartinya dirimu. Buka matamu, pasti ada seseorang yang menganggapmu lebih berarti.
Kelak hal yang kau anggap tidak menarik adalah hal yang akan kau rindukan, dan akan menjadi menarik ketika kau merindukannya
***