AWESOME

* * * Follow myTWITTER: @ShellaAndriyana * * * instagram: @shellaandriyana * * *

Selasa, 14 April 2015

beberapa faktor permusuhan viking vs the jak



Ini dia beberapa pendapat tentang permusuhan "VIKING" yang merupakan pendukung PERSIB Bandung dengan "THEJAK"  yang merupakan pendukung PERSIJA

viking vs the jak



permusuhan antara PERSIB VS PERSIJA : menurut pihak netral (tengah)




Menarik sekali membahas pertemuan PERSIB dan PERSIJA karena dua klub ini merupakan dua klub legendaris dan memiliki sejarah besar sejak zaman Perserikatan dulu. Aroma klasik dan dendam selalu mewarnai pertandingan ini. Mungkin tensi pertandingan ini setara dengan Inter vs Juventus di Serie-A atau Barcelona vs Real Madrid di La Liga.

Berbicara tentang klub, tentu tak lepas dari suporter. Ini yang cukup menarik. The Jak dan Viking sejak dulu selalu berseteru di dalam dan luar lapangan. Teror kepada pemain PERSIB dan PERSIJA selalu terjadi setiap kedua tim itu bermain di Bandung ataupun Jakarta. Bentrokan antar kedua kubu acapkali terjadi. Bagaimana awal mula perseturuan kedua kubu itu berasal?? Ada beragam versi.  Saya juga bingung jadinya. Viking menyalahkan The Jak, The Jak menyalahkan Viking.

Hmmm.. apakah hanya Viking musuh The Jak? Setelah saya “berjalan-jalan” di dunia maya ternyata bukan hanya Viking yang membenci The Jak. Bonek, La Viola, Persipura mania, kabomania, bahkan North Jak yang sekota dengan The Jak pun sangat membenci suporter oranye itu.. Mungkin ini salah satu alasan viking membenci the jak?? Bisa dibilang musuh the jak sahabat viking, sahabat The Jak berarti musuhnya Viking.

Ditambah lagi ada film Romeo-Juliet yang kontroversial justru memperparah permusuhan The Jak dan Viking. Patutkah Kebencian Ini terus ada??? Rasanya memang susah menghapuskan luka dan dendam yang sudah ada.

Memang permusuhan itu harus tetap ada tapi hanya sebatas di lapangan. Lihatlah Barcelonista dan Madridista, permusuhan mereka hanya di lapangan atau pun sebatas di website, hanya saling ejek. Tak pernah ada bentrok fisik, suporter bisa datang ke Madrid atau Barcelona. Tak pernah ada bentrokan.

Atau lihat antara Milanisti dan Interisti. Saat Milan tak lolos Liga Champions, Interisti sangat puas dan mengejek AC Milan. Saat musim ini Milan tanpa gelar, Interisti membentangkan spanduk Milan Merda (merda= ejekan bahasa Italia) dan juga Zero Tituli (nol gelar) untuk mengejek Milan bukan mengejek Milanisti. Tapi mereka tetap bisa hidup rukun dalam satu kota. Bahkan saat derby berlangsung jarang sekali ada bentrokan. Kedua suporter bisa menonton dengan tenang.

Mengapa begitu? Karena di luar negeri berbeda dengan di sini. Di saana yang dibenci klubnya, kalo di sini yang dibenci suporternya. Interisti membenci AC Milan dan Juventus tapi tidak membenci Milanisti dan Juventini. Bisa diliat di FB pun ada grup anti Juventus dan antiMilan bukan anti Milanisti ataupun anti juventini.

Kalo di kita yang dibenci lebih pada suporternya bukan pada klubya. Ada grup antiViking, anti Jakmania. Bukan anti PERSIJA atau anti PERSIB.

Siapa sih yang tidak tahu perseteruan antara viking (suporter PERSIB) vs jakmania (suporter PERSIJA)?. Tentang awal mula dan sejarahnya, setiap kubu memiliki versi cerita dan statment masing-masing, dimana rata-rata memiliki perbedaan. Statment di atas adalah salah satu statment yang sedikit kontroversial, tapi bagaimana cara kita memandangnya mudah-mudahan kearah positif. tak sedikit orang atau kubu tertentu terprovokasi oleh statment tertentu yang mengakibatkan ke arah perpecahan atau kerusuhan yang mengakibatkan kerugian, bahkan kerugian dipihak-pihak yang tidak terlibat. Mari kita berfikir pintar…

Kalo menurut gue sih ya, udahlah nggak usah diperparah keadaannya, emang kagak bisa DAMAI ya? Orang tim yang kalian banggakan, PERSIB sama PERSIJA aja pada saling berjabat tangan kalau ketemu, ehh kalian supporternya kalau berpapasan malah saling lempar batu. Contoh tuh tim kebanggaan kalian.

Dan buat supporter yang baru masuk atau masih amatir kalian kalau belum tau apa-apa jangan ikutan memperparah keadaan dong. Ikut bentrok kesana kemari biar tambah tenar dikalangan kalian gitu? Yaampun, biar dikira HEBAT nggak harus gitu juga kalii.

HEBAT itu kalo kalian bisa mempersatukan kedua club yang saling bermusuhan ! hayoo siapa yang bisaa? ya paling enggak kalian bisa mempersatukan anak the Jakmania dan anak Viking di daerah kalian tinggal J

Sejarah Permusuhan THE JAKMANIA vs VIKING MANIA



Sejarah Permusuhan THE JAKMANIA vs VIKING MANIA : menurut pihak thejak (Pendukung PERSIJA)







Awal Mula Perseteruan The Jakmania vs Viking Seperti yang kita ketahui bersama, mungkin sering mendengar nama The Jakmania (supporter PERSIJA Jakarta) dan Viking (supporter PERSIB Bandung). Banyak yang bertanya-tanya awal mula sebab kenapa kedua supporter tersebut saling bersitegang.

Sebenarnya sudah sejak lama mereka bersua, baik kedua suporter maupun kedua tim papan atas tersebut. Tidak jarang keduanya saling bentrok baik diluar maupun didalam stadion.

Perseteruan antar suporter PERSIJA dan PERSIB sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan perhelatan Liga Indonesia 6.

Dulu, tepatnya pada putaran 1 saya melihat ada sekitar 6 buah bis suporter PERSIB datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Mereka terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad PERSIB, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad PERSIB, karena Viking belum terlalu eksis.

Meski supporter PERSIB tersebut sempat nyaris terjadi gesekan dengan The Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru suporter PERSIB bergerak ke arah The Jakmania tuk berjabat tangan. Saya ingat sekali yel-yel mereka waktu itu : “ABCD… Anak Bandung Cinta Damai”.

Setelah selesai pertandingan, suporter PERSIB juga didampingi The Jakmania menuju bus mereka. The Jakmania mengikuti dengan mengumandangkan lagu Halo Halo Bandung. Penyambutan para The Jakmania di Jakarta itu membuat Viking berniat untuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2 dikandang mereka. Dialog berlangsung lancar karena Pengurus The Jakmania pergi ke Bandung untuk membuat kaos.

Karena itu jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut The Jakmania di Bandung meski mereka sendiri masih khawatir dengan sikap oknum-oknum bobotoh yang lain.

Yang saya tahu,waktu itu The Jakmania memang belum sebesar sekarang. Yang nonton di stadion Pelita Sanggraha Lebak bulus saja cuma di sisi Selatan tribun Timur.

Setelah pengurus menyatakan bahwa pada pertandingan melawan PERSIB di bandung, para The Jakmania boleh datang dan masuk kedalam stadion Siliwangi Bandung. Ternyata tak disangka, Jumlah anggota The Jak yg tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin aja gimana riweuhnya mencari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya mereka baru berangkat jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan kendala pecah ban. Lalu disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir  berangkat dengan 4 bus tambahan.

Tim Advance yg diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket pertandingan. Ada laporan bahwa 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Akan tetapi Viking menjamin bahwa The Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Info itu didapat dari tim Advance.

Bis pertama tiba di Stadion Siliwangi dengan sambutan meriah. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal saat itu tiket belum di tangan.

Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh menghampiri The Jak dengan sikap yang kurang simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta The Jak untuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut.

Sembari menunggu, beberapa rekan ada yang melaksanakan sholat ashar dulu atau istirahat setelah perjalanan yang sedikit melelahkan. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Rombongan The Jack mendapatkan pukulan disana-sini dengan menggunakan kayu dari oknum Viking. salah satu anak The Jak tersungkur dan berlumuran darah yang keluar dari kepalanya.

Melihat situasi ini The Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion oleh Polisi. Setelah menunggu lama, akhirnya saya dan rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak dipenuhi oleh supporter tuan rumah. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket.

Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo-calo yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania.

Terlihat The Jack sempat mencoba menenangkan dan cekcok dengan seorang bobotoh yang mengambil syall seorang anak The Jak dengan paksa. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan PERSIJAtim vs PERSIB di Lebak Bulus. Mereka tidak mau tau kalo PERSIJAtim itu beda dengan PERSIJA.

Kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut… Salah seorang The Jack lalu mengambil inisiatif untuk mencari rombongan pertama yang datang duluan dan mengajak mereka tuk bergabung ke rombongan besar.

Di situ dari Panpel pertandinagn juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan 3 orang Viking yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.
Ketika rombongan Jakmania hendak pulang, tiba-tiba diserang lagi oleh bobotoh dan Viking yang masih menunggu di luar stadion.

Sudah tidak bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya Jakmania pun membalas perlakuan mereka. Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca-kaca mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu.

Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang dengan dikawal para polisi. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.

Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia.

Sayang bentrokan ternyata tidak bisa dihindari, banyak fakta mengatakan bahwa Viking yang memulai bentrokan tersebut. Mereka meneriakan yel-yel “Jakarta Banjir” yang kemudian dibalas juga oleh the Jak. Akibatnya suasana menjadi semakin memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik.

Letak Indosiar di Jakarta, jadi tidak heran pelan-pelan berdatanganlah para suporter PERSIJA kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata sudah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.

Saat Viking menyatakan kalau hadiah menang kuis dirampok the Jak, ada berita mengungkap kalau hadiah itu sebenarnya belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah itu pun sampai sekarang tidak diterima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk.
Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikut menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.

Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian kepada the Jak dengan mengeluarkan kaos-kaos dan lagu-lagu yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame-rame bikin kaos yang balas menghujat Viking.

Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter PERSIJA terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka tidak suka dihina terus menerus.
Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga tidak konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia.

Sebetulnya ada juga pihak-pihak yang mengusahakan perdamaian. Panpel PERSIB pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko untuk berdamai.

Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.

Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET.
Di tengah perseteruan, Viking justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing-masing. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh The Jakmania yang memang sudah tidak sabar menanti film ini diputar.

Nah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia berdasarkan hasil nyontek saya kesana kemari. Silahkan kalau mau meninggalkan komentar, tapi yang baik-baik saja ya, jangan menambah panas suasana.



baca juga:
awal mula Permusuhan THE JAKMANIA vs VIKING MANIA : menurut pihak viking
awal mula Permusuhan THE JAKMANIA vs VIKING MANIA : menurut pihak netral

Awal Mula Permusuhan The Jak dan Viking



Awal Mula Permusuhan The Jak dan Viking : menurut pihak viking ( Pendukung PERSIB )




Hingga kini, keduanya masih saja berseteru. Bahkan semakin meruncing.
Penyebabnya sepele dan manusiawi, rasa iri. Iri hati dan sirik inilah yang membuat keduanya bermusuhan.

Rentang waktu 1985 hingga 1995 adalah masa keemasan PERSIB. Sementara Norse yang berdiri tahun 1993 begitu setia mendukung klub kebanggaan warga Jawa Barat itu. Dimanapun PERSIB bermain, disana pasti ada Viking. Termasuk jika bermain di Jakarta. Semua menjadi lautan biru. Inilah yang membuat anak muda ibukota iri.

Selain kejayaan PERSIB kala itu, kesetiaan Norse membuat hati mereka panas. Saat itu muda-mudi betawi baru mampu membentuk kelompok kecil bernama PERSIJA Fans Club. Walaupun begitu, kebesarkepalaan mereka sudah sangat menjadi. Hingga terjadilah insiden di stadion Menteng.

Saat PERSIJA menjamu Maung metropolis pada Liga Indonesia ke-2. Norse membirukan Ibukota dengan sekitar 9000 anggotanya. Sementara PERSIJA Fans Club hanya berjumlah tak lebih dari 1000 orang.

Rupanya bocah-bocah betawi itu tak rela kandangnya dikuasai admirer kota lain. Mereka paronomasia membuat ulah. Seakan lupa jumlah mereka tak lebih dari 10% anak-anak Bandung. Hingga akhirnya, mereka mendapatkan akibatnya.

Dengan kuantitas yang hanya satu tribun VIP, lemparan batu diarahkan Norse pada lokasi mereka menonton. Dan itu dilakukan Norse di Jakarta. Hal yang tidak berani dilakukan bocah Djakarta di Dravidian Kembang.

Singkat cerita, pada tahun 1997, muda-mudi ibukota ikut-ikutan membentuk perkumpulan supporter. Mereka menamakannya the jakmania. Kebodohan the jack terekspos keseluruh negeri ketika mereka tak berdaya menghadapi Norse dalam kuis Siapa Berani.

Kuis yang menguji wawasan dan kemampuan berpikir. Itu merupakan edisi khusus kuis Siapa Berani, edisi admirer sepak bola. Menghadirkan Viking, the jak, Pasoepati (Solo), Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Pemenangnya, Viking.

Perwakilan Norse berhasil melewati babak incentive dan berhak atas uang tunai 10 juta rupiah. Seperti biasanya, rasa iri dari the jack muncul. Malu dikalahkan di kotanya sendiri, ketua the jack saat itu, Ferry Indra Syarif memukul Ali, seorang Viker yang menjadi pemenang kuis.

Sungguh perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua. Ketuanya saja begitu, apalagi anak buahnya? Kejadian itu terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkannya acara pemberian hadiah.

Kontan keributan sempat terjadi, namun berhasil diatasi. Kesirikan the jack tak sampai disitu. Mereka menghadang rombongan Norse dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di pintu tol Tomang.

Anak-anak metropolis yang berjumlah 60 pongid pulang dengan menggunakan dua mobil Mitsubishi revolver milik Indosiar dan satu mobil Dalmas milik kepolisian. Ketiga mobil ini dihadang sebuah Carry abu-abu. Dua lolos, namun nahas bagi salah satu Mitsubishi revolver yang ditumpangi maternity anggota Viking. Mobil itu terperangkap gerombolan the jak.

Kontan, mobil dirusak, Norse disiksa, dan uang maternity pendukung pangeran biru itu paronomasia dijarah. Termasuk handphone dan dompet mereka. Tercatat sembilan anggota Norse mengalami luka-luka. Tiga diantaranya terluka parah.

Namun sayang, pihak kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jack yang merampok dan menganiaya anggota Norse PERSIB Club.

Hingga saat ini perseteruan kedua kelompok admirer itu masih terus berlanjut. Viking memiliki anggota terbanyak di Indonesia, memiliki kreatifitas tinggi, terbukti dengan julukan “Bandung kota mode, musik, dan seniman” (bahkan the jak pun belanja ke Bandung), dengan the jak yang memiliki title kota ibukota.

Viking bersahabat karib dengan klub penggemar sepak tie lainnya ( Bonek, Sakera, Blue Devil, The Lobster, Persikmania, Kampak FC,dll. ) tidak akan pernah berbesar kepala.

Norse akan menjaga persahabatan itu sampai kapanpun. PERSIJA paronomasia iri dan ingin menggoyahkan persahabatan ini. Tapi PERSIJA tidak berhasil. Sampai kapanpun mereka akan tetap satu hati.

baca juga:
Awal Mula Permusuhan The Jak dan Viking : menurut pihak the jak
Awal Mula Permusuhan The Jak dan Viking : menurut pihak netral