dering handphone membuyarkan lamunanku. sebuah pesan singkat darimu yang
memintaku untuk mendengarkan sebuah lagu "sheila on7-yang
terlewatkan" setelah membaca pesanmu itu, aku terus saja sibuk berusaha
mendapatkan sebuah lagu yang kau minta untuk kudengar.
"kemana kau selama ini, bidadari yang kunanti. kenapa baru sekarang
kita dipertemukan". anganku kembali memutar semua memori waktu disaatku
bersamamu.
sore itu, kulangkahkan kakiku melewati jejeran pagar besi yang tak jauh
dari tempatku berdiri. Sesekali aku melihat layar handphone untuk sekedar
mengecek barangkali ada pesan darimu. Benar saja, new message “aku udah sampai
depan sekolahmu” dari seseorang yang beberapa hari ini cukup dekat denganku.
Sepanjang perjalanan pulang aku terus berdoa agar kita tak berpapasan
dengan orang-orang yang mengenaliku. Ah... betapa jahatnya aku. Saat ini hanya
satu yang ingin kudengar, kamu bertanya padaku tentang pacarku. Sudahkah aku
mempunyai pacar? Tapi sampai saat ini kamu masih belum menanyakan hal itu
kepadaku.
Berbicara dan tertawa bersama, tak ada yang lebih indah dari itu. Kamu
begitu lucu. Mendengar caramu berbicara sungguh membuatku lupa segalanya. Ingin
ku minta kepada tuhan untuk memperlambat jalannya waktu agar aku bisa
menghabiskan detik yang cukup lama bersamamu.
Setelah pertemuan sore itu, mungkin titik terang mulai terlihat. Sebuah kebenaran
yang selama ini kusembunyikan pun perlahan mulai terbongkar. Mungkin ini
menyakitkan, tapi aku terpaksa mengatakan hal yang sebenarnya padamu tanpa
harus menunggu lagi kamu bertanya padaku.
“sesal tak kan ada arti, karena semua tlah terjadi. Kini kau tlah menjalani
sisa hidup dengannya”, lirik lagu itu terdengar jelas ditelingaku. Apakah kamu
menyesal telah mengenalku? Apakah kamu saat ini benar-benar membenciku?
Harusnya aku mengatakan semuanya sejak awal kepadamu. Tapi taukah kamu?
Satu hal yang membuatku takut mengatakannya, yaitu bila akhirnya aku harus
melihatmu pergi menjauhiku. Aku tidak mau itu terjadi, aku tidak mau kamu pergi
dari hidupku. Ini terdengar egois bukan? Maafkan aku.
Ahh.. aku hampir gila memikirkan ini semua, perlahan kamu berhasil
membuatku nyaman dan menyayangimu, tapi aku juga menyayangi pacarku, aku takut
kehilanganmu tapi aku juga ingin setia dengan pacarku.
Aku tak tau harus bagaimana lagi, kenapa baru sekarang kita dipertemukan ?
dan kenapa kita bertemu disaat seperti ini....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar